Korea Selatan identik dengan Korean Wave yang tersebar di Indonesia. Banyak remaja Indonesia yang tertarik untuk mengunjungi Korea Selatan karena populernya budaya K-Pop di Indonesia dan cocok pula untuk dijadikan destinasi wisata. Namun, pernahkah kalian berpikir untuk mengambil studi di Korea Selatan?
Seperti Diandri Taqia Alnindya, salah satu generasi muda Indonesia yang berhasil menerima beasiswa dari perusahaan otomotif di Korea Selatan yaitu Hyundai Global Scholarship. Berawal dari keinginannya untuk melanjutkan studi S2 di bidangnya yaitu Arsitektur. Akhirnya, Diandri memutuskan untuk mengambil Master of Interior Architecture di Yonsei University. Jurusan ini berada pada peringkat 41 se-Asia, sehingga dalam mencapai mimpinya tentu bukanlah hal yang mudah. Selain itu, beasiswa Hyundai Global Scholarship juga sangat kompetitif karena proses seleksinya diikuti oleh mahasiswa mancanegara dan mahasiswa di negeri ginseng itu sendiri.
Hyundai Global Scholarship merupakan beasiswa yang sudah ada sejak 2007 dengan visi dan misi membantu orang-orang yang memiliki keinginan menjadi future leader dengan beasiswa kuliah S2 dan S3 di Korea Selatan. Beasiswa ini diberikan untuk mahasiswa yang sudah diterima di 5 universitas terbaik di Korea Selatan yaitu Seoul National University, Korea University, Hanyang University, KAIST dan tentunya, universitas dimana Diandri menempuh pendidikan yaitu Yonsei University.
Lika-liku Diandri dalam mencari beasiswa tentunya bukan hanya isapan jempol. Banyak universitas dan beberapa beasiswa yang sudah dicoba, tetapi masih belum beruntung. Namun, usaha tidak menghianati hasil. Diandri mendaftar ke Yonsei University dan akhirnya resmi diterima pada tahun 2022. Ini juga menjadi awal yang baik baginya, karena pada saat itu Diandri juga telah mendapatkan beasiswa Yonsei Global Fellowship. Kedua beasiswa ini memiliki program yang sesuai dengan kebutuhan Diandri, tetapi Ia memutuskan mengambil Hyundai Global Scholarship karena lebih menguntungkan untuk melanjutkan studi S2.
“Pada saat yang sama Hyundai Global Scholarship dan Yonsei Global Fellowship ini merasa tertarik dengan profilku, tetapi aku memutuskan untuk ambil Hyundai karena mereka menawarkan study allowance yang fully funded, dan kesempatan untuk penelitian juga besar. Hyundai memiliki visi misi yang sama dengan aku sebagai future leaders,” ungkap Diandri saat diwawancarai Coach Potato.
Selama Diandri melalui proses pendaftaran Hyundai Global Scholarship, tentunya Ia perlu mengikuti persyaratan yang diberikan. Salah satunya, yaitu Letter of Allowance (LoA) sebagai dokumen utama yang harus diserahkan kepada Hyundai Global Scholarship. Kabar baiknya, Diandri berhasil lolos di Yonsei University dengan mendapatkan LoA sebagai tanda diterima untuk mendaftar beasiswa di Korea Selatan. Sehingga, saat itu Ia hanya perlu melengkapi dokumen lain seperti application form dari Hyundai Global Scholarship, study plan, research plan (untuk keperluan thesis), essay prompt, dan tentunya wawancara ketika lolos berkas.
Bagi yang berencana kuliah di universitas yang ada di Korea Selatan, tentunya kesempatan untuk menjadi bagian dari Hyundai Global Scholarship sangatlah besar. Beasiswa ini dibuka 2 kali dalam 1 tahun periode, yaitu pada ‘Fall Semester’ dan ‘Spring Semester’. Untuk Fall Semester sudah dibuka sejak bulan Maret dan perkuliahan akan dilaksanakan pada bulan September. Sedangkan, jika beasiswa hunter masih ingin mengejar beasiswa ini, kalian bisa mendaftarnya pada Spring Semester yang nanti akan dimulai pada bulan September dan memulai perkuliahan bulan Maret.
Jauh sebelum Ia diterima di Yonsei University, Diandri sudah tertarik dengan informasi Hyundai Global Scholarship. Tentunya, masa pencarian beasiswa merupakan fase dimana manajemen waktu dipertaruhkan. Saat itu, Diandri sudah bekerja terlebih dahulu sebagai Interior Designer, sehingga Ia pun perlu membagi waktu untuk mencari beasiswa yang dapat didaftar sembari bekerja. Proses mencari beasiswa ini tidak selalu berujung mulus. Ia kerap mendapat distraksi dari internal, seperti menunda-nunda pekerjaan. Namun, berkat kegigihannya untuk melawan sifat menunda pekerjaannya akhirnya Ia bisa berkuliah S2 dengan beasiswa sesuai dengan yang dia impikan.
“Habit yang paling susah dihilangkan menurut aku procrastinating ya, misal kita sudah didepan laptop ternyata buka yang lain. Tapi ingat bahwa kita punya tujuan yang besar, jadinya terdorong untuk semangat cari beasiswa lagi dan menyelesaikan persyaratan yang diberikan kayak essay gitu,” kata Diandri saat ditanyai mengenai kebiasaannya dulu mencari beasiswa.
Pergi ke negara yang asing tentunya memerlukan adaptasi yang cukup. Diandri merasakan bagaimana culture shock-nya ketika dia berada di Korea Selatan. Mulai dari ketika awal ia menempuh studi di Yonsei University. Pada minggu pertama semester awal, para mahasiswa diperbolehkan untuk mengikuti 1 kali mata kuliah yang ingin dituju untuk mengecek bagaimana pembelajarannya, bahasa yang digunakan, dosen yang mengajar dan lain lain.
Kemudian, pada minggu kedua mahasiswa diperbolehkan untuk mengatur rencana studi mereka sesuai dengan pengalaman mereka saat memasuki kelas percobaan tersebut. Ini menguntungkan bagi mahasiswa asing seperti Diandri yang terkadang terkendala bahasa ketika mengikuti kelas. Hal menarik lainnya seperti perhitungan sistem kredit semester di Yonsei University yang setiap 50 menit diikuti dengan 10 menit istirahat juga menjadi hal baru sekaligus pengalaman yang menyenangkan karena waktu belajar yang efektif memiliki jangka waktu yang lebih pendek.
“Pengalaman selama di Korea terutama di Yonsei benar-benar memberikan banyak hal baru yang hanya kutemukan disini. Kalau misal teman-teman yang ingin melanjutkan studinya ke luar negeri atau ke Korea, jika memang mau apply beasiswa, usahakan untuk visi misinya selaras dengan pemberi beasiswa. Hal ini bakal nunjukin kalau kita serius dengan tujuan kita,” pesan Diandri.
Maraknya beasiswa yang ada di luar negeri khususnya di Korea Selatan membuat Diandri selalu bersemangat untuk meraih impiannya. Ia berpikir ketika kita ingin sesuatu hal yang besar, pastikan usaha yang dihasilkan juga besar seperti belajar manajemen waktu yang baik, membuka peluang yang cocok dengan jurusan yang diinginkan, dan tentunya melatih diri dengan mengikuti pelatihan untuk persyaratan beasiswa seperti esai dan wawancara. Dengan begitu, seluruh persiapan menjadi lebih maksimal dan ketika mengikuti kegiatan juga tidak setengah-setengah.
Comments